TANAH SALIN, SODIK, DAN SALIN-SODIK

Di daerah kering (arid) dan semi arid, air di dalam tanah mengalami evaporasi akibat panas dan suhu tinggi, sehingga garam-garam yang larut dalam air terakumulasi di lapisan atas tanah membentuk tanah salin, sodik dan salin-sodik.  Tanah-tanah ini tersebar luas di daerah arid dan semiarid, dimana curah hujan tidak mencukupi untuk proses pencucian garam-garam tersebut.  Rata-rata curah hujan di daerah ini sebesar ± 500 mm/tahun.  Diperkirakan 10 % dari tanah-tanah di daerah panas merupakan tanah berkadar garam tinggi.  Dari tanah yang telah dikelola, kira-kira 20 % merupakan tanah salin dan 35 % tanah sodik.


Perkembangan cepat pada lahan-lahan teririgasi lebih dari empat dekade ini telah meningkatkan salinitas tanah-tanah yang telah dikelola.  Salinitas merupakan masalah utama pada tanaman padi lahan sawah.  Garam-garam yang terakumulasi ini mengandung kation Na+, K+, Ca2+ dan Mg2+ serta anion-anion Cl-, SO42-, HCO3- dan CO32-.  Garam-garam ini dapat berasal dari mineral yang melapuk dan terakumulasi di tempat tertentu dimana curah hujan sangat rendah untuk mencuci garam-garam tersebut.
Natrium (Na) merupakan unsur yang bersifat merusak, karena dapat meracuni tanaman dan berpengaruh negatif terhadap struktur tanah.  Bila persentase KTK tanah banyak didominasi oleh Na+, agregat tanah akan terdispersi, mengurangi proses agregasi alami di dalam tanah dan merusak struktur tanah.  Tanah-tanah ini bersifat impermeabel terhadap air, karena terdapat lapisan kerak pada permukaan tanah, sehingga dijumpai lapisan air di permukaan tanah karena tidak dapat terinfiltrasi ke dalam tanah.
Masalah dispersi terjadi pada kadar Na+ yang dapat dipertukarkan berbeda-beda.  Tanah-tanah bertekstur halus dengan kandungan liat montmorilonit akan terdispersi pada kejenuhan Na+ sebesar 15 % dari KTK.  Pada tanah-tanah tropis dengan kandungan Al dan Fe oksida tinggi dan tanah-tanah yang mengandung liat kaolinit, akan terdispersi pada kejenuhan Na+  40 %.  Sedangkan pada tanah-tanah dengan kandungan liat rendah cenderung sedikit bermasalah karena tanah-tanah ini lebih bersifat permeabel.

Tanah Salin
Tanah salin merupakan tanah yang mempunyai sifat konduktifitas listrik dalam kondisi tanah jenuh (Electrical Conductivity = ECse)  > 4 mmhos/cm, pH < 8,5 dan persen Na+ yang dapat dipertukarkan (Nadd) (ESP) < 15%.  Tanah salin juga dikenal dengan tanah alkalin putih karena adanya deposit garam di permukaan tanah ketika evaporasi terjadi. Garam-garam ini dapat tercuci keluar, tanpa berpengaruh nyata terhadap kenaikan pH.  Konsentrasi garam-garam larut ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, meskipun beberapa spesies tanaman dapat toleran pada kadar garam tinggi.

Tanah Sodik
Tanah sodik terjadi bila ESP > 15 %, ECse < 4 mmhos/cm, dan pH > 8,5 (Tabel   4.9.).  Tanah-tanah ini juga dikenal dengan tanah alkalin hitam karena adanya bahan organik di permukaan tanah bercampur dengan garam-garam.  Pada tanah sodik, kandungan Na yang tinggi ini dapat mendispersi koloid-koloid tanah dan menimbulkan penyakit nutrisional pada kebanyakan tanaman.

Tanah Salin-Sodik
Tanah salin-sodik mempunyai ECse > 4 mmhos/cm sehingga dikelompokkan sebagai tanah salin dan kandungan Na+ yang dapat dipertukarkan tinggi (> 15% ESP) sehingga dikualifikasikan sebagai tanah sodik.  pH tanah  pada umumnya < 8,5.  Berlawanan dengan tanah salin, bila garam-garam tercuci keluar, Nadd terhidrolisa dan meningkatkan pH tanah, yang menghasilkan tanah sodik.  Sifat-sifat ketiga jenis tanah ini dapat diringkas pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9.  Klasifikasi  Tanah Salin, Sodik dan Salin-Sodik Berdasarkan Sifat-Sifatnya

Klasifikasi
ECse(mmho/cm)*)
pH tanah
ESP (%)
Kondisi Fisik
Salin
> 4,0
< 8,5
< 15
Normal
Sodik
< 4,0
> 8,5
> 15
Jelek
Salin-Sodik
>4,0
<8,5
> 15
Normal
*) ECse menunjukkan konduktifitas listrik dalam kondisi ekstrak tanah jenuh
Nilai ECse yang tinggi  menunjukkan konsentrasi garam yang tinggi. Satuan mmho/cm berasal dari satuan tahanan  listrik (ohm), konduktivitas merupakan lawan dari tahanan listrik sehingga diberi satuan mho.       1 mmho = 0,001 x mho.  Satuan cm dalam mmho/cm, merupakan jarak antara  antara permukaan muatan – dan +dari elektrode yang merupakan sensor ECse.  Dalam SI mmho/cm = ds/m.

No comments:

Post a Comment